Ziarah ke Pendiri SMK NU 07 Wahid Hasyim Ringinarum, Alm. KH Moh Asri Abdul Manan

Rabu, 24 Januari 2018_@Eko Budi Santoso Elkendaly

Sabtu pada tanggal 20 Januari 2018, segenap perwakilan Guru dan Siswa/i mengadakan ziarah ke makam salah satu Pendiri SMK NU 07 Wahid Hasyim Ringinarum Kendal, Alm. KH Moh. Asri Abdul Manan. Selain pendiri, beliau juga ulama kharismatik di wilayah kecamatan Ringinarum-Gemuh dan sekitarnya. Beliau juga pengasuh dari Pondok Pesantren Raudlatul Hidayah, Tapak Timur desa Kedunggading Kecamatan Ringinarum. Terakhir sebelum wafat, beliau juga menjabat Rais Amm MWC NU Ringinarum. Namun, karena Allah SWT lebih mencintai beliau lantas Allah SWT memanggil untuk menghadap Nya.

WhatsApp Image 2018-01-20 at 20.12.45.jpeg

Suasana Ziarah Ke Makam Alm. KH Moh Asri Abdul Manan di PonPes Raudlatul Hidayah Tapak Timur Desa Kedunggading Kecamatan Ringinarum

Baca lebih lanjut

Selamat Hari Ibu

Jum’at, 22 Desember 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly
Peringatan hari ibu tentunya bertujuan tidak sekedar seremonial saja, atau hanya sekedar hura-hura/ramai-ramai yang tidak substansial, tetapi itu harus dimaknai dengan sungguh-sungguh yang dapat menggugah dan mengingatkan kita semua betapa mulia sebutan dan kedudukan seorang “Ibu” dalam kehidupan umat manusia, yang tentunya hal itu bukan berarti mengabaikan peran “Bapak” .
 
Di masa Rasulululloh Saw juga terdapat kisah seorang sahabat yang namanya Alqomah, beliau rajin sholat, rajin puasa dan banyak bersedekah, kemudian sakit keras yang mengalami kesusahan menjelang meninggalnya dan ketika para sahabat lainnya yang mengunjunginya dan mentalqin dengan kalimah Laa Ilaha Illallah pada saat naza’, beliau tidak bisa mengucapkannya, setelah dicari penyebabnya ternyata Ibu Al-qomah pernah marah kepadanya, karena ibunya merasa tersinggung tidak dipedulikan oleh Al-qomah, yang menurut ibunya Alqomah lebih mendahulukan suaminya dari pada ibunya. Kemudian Rasululloh Saw meminta ibunya untuk memaaafkan Al-qomah, agar kematiannya mudah, tetapi sang Ibu tidak mau memaafkan. Karena sang ibu tidak mau memaafkan anaknya, maka Rasululloh SAW mengancam akan membakar Al-Qomah untuk mempercepat kematian dan menghilangkan penderitaannya.
Selamat Hari Ibu

Ilustrasi Lelahnya Ibu dan Do’a Untuk Seorang Ibu

Dalam beberapa ayat Al-qur’an dan Al-hadits lebih ditekankan lagi terhadap orang tua perempuan atau Ibu, sebagaimana dalam hadits berikut ini:

Baca lebih lanjut

Sejarah Hari Ibu

Jum’at, 22 Desember 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly

Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 – 25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung Dalem Jayadipuran yang sekarang berfungsi sebagai kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional dan beralamatkan di Jl. Brigjen Katamso.

Kongres dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Tjoet Nyak Meutia, R.A Kartini, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, dan lain-lain.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan.

mothers_days_is_every_day_by_billax-d52ixq6

Renungan

Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di banyak tempat yang tidak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.

Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama.

Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu, panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok.

Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung. Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1946.

Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa. Selamat Hari Ibu utk semua perempuan Indonesia.

Sumber :

http://www.dutaislam.com/2016/12/hari-ibu-dimulai-dari-pertemuan-pejuang-wanita-tahun-1928-di-jogja.html

Humor Santri : “Anggota DPR Masuk Surga”

Jum’at, 15 Desember 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly

studi-banding

Gambar Ilustrasi

Udin masuk surga dengan amal ibadah yang pas-pasan. Untunglah dosanya sedikit, jadi dia tidak perlu dihangatkan dulu di neraka.
Suatu hari ketika berjalan-jalan di tepi sungai di surga, ia terkejut melihat seorang anggota DPR yang wajahnya sering ia lihat di tv, koran dan majalah karena tersangkut kasus korupsi.
“Hm, kog dia bisa masuk surga ya? Apa mungkin dia hanya dizalimi, dituduh korupsi ya?” batin Udin.
Karena penasaran, Udin bertanya pada pos malaikat terdekat.

“Oh, orang itu? Dia emang wakil rakyat negeri kalian yang korup,” kata si malaikat.
“Kog bisa masuk surga? Apa korupsi itu halal?” tanya Udin penasaran.
“Dia lagi studi banding aja kog. Besok juga udah balik lagi ke neraka.”

 

Sumber :

https://ladangsantri.wordpress.com/berbagi-cerita/humor/