Menjelang UNBK, Civitas Akademika SMK NU 07 WH Mengadakan Do’a Bersama

Jum’at, 30 Maret 2018_@Eko Budi Santoso Elkendaly

Menjelang UNBK tahun 2018, SMK NU 07 Wahid Hasyim Kendal memiliki agenda yang sangat padat. Disamping memberikan bekal materi kepada para siswa kelas XII, mereka semuanya pun diberik bekal spiritual. Kegiatan ini diadakan dalam bentuk do’a bersama atau istighosah yang dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Maret 2018 pukul 13.00 WIB sampai selesai. Selain para siswa kelas XII, Do’a bersama melibatkan orang tua/wali murid dari kelas XII, guru dan pengurus SMK NU 07 Wahid Hasyim Kendal.

WhatsApp Image 2018-03-29 at 18.18.54.jpeg

Kepala SMK NU 07 Wahid Hasyim Kendal, H Jumadi saat memberikan sambutan pada do’a bersama

Baca lebih lanjut

Selamat Hari Ibu

Jum’at, 22 Desember 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly
Peringatan hari ibu tentunya bertujuan tidak sekedar seremonial saja, atau hanya sekedar hura-hura/ramai-ramai yang tidak substansial, tetapi itu harus dimaknai dengan sungguh-sungguh yang dapat menggugah dan mengingatkan kita semua betapa mulia sebutan dan kedudukan seorang “Ibu” dalam kehidupan umat manusia, yang tentunya hal itu bukan berarti mengabaikan peran “Bapak” .
 
Di masa Rasulululloh Saw juga terdapat kisah seorang sahabat yang namanya Alqomah, beliau rajin sholat, rajin puasa dan banyak bersedekah, kemudian sakit keras yang mengalami kesusahan menjelang meninggalnya dan ketika para sahabat lainnya yang mengunjunginya dan mentalqin dengan kalimah Laa Ilaha Illallah pada saat naza’, beliau tidak bisa mengucapkannya, setelah dicari penyebabnya ternyata Ibu Al-qomah pernah marah kepadanya, karena ibunya merasa tersinggung tidak dipedulikan oleh Al-qomah, yang menurut ibunya Alqomah lebih mendahulukan suaminya dari pada ibunya. Kemudian Rasululloh Saw meminta ibunya untuk memaaafkan Al-qomah, agar kematiannya mudah, tetapi sang Ibu tidak mau memaafkan. Karena sang ibu tidak mau memaafkan anaknya, maka Rasululloh SAW mengancam akan membakar Al-Qomah untuk mempercepat kematian dan menghilangkan penderitaannya.
Selamat Hari Ibu

Ilustrasi Lelahnya Ibu dan Do’a Untuk Seorang Ibu

Dalam beberapa ayat Al-qur’an dan Al-hadits lebih ditekankan lagi terhadap orang tua perempuan atau Ibu, sebagaimana dalam hadits berikut ini:

Baca lebih lanjut

Sejarah Hari Ibu

Jum’at, 22 Desember 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly

Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 – 25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung Dalem Jayadipuran yang sekarang berfungsi sebagai kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional dan beralamatkan di Jl. Brigjen Katamso.

Kongres dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Tjoet Nyak Meutia, R.A Kartini, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, dan lain-lain.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan.

mothers_days_is_every_day_by_billax-d52ixq6

Renungan

Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di banyak tempat yang tidak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.

Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama.

Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu, panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok.

Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung. Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1946.

Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa. Selamat Hari Ibu utk semua perempuan Indonesia.

Sumber :

http://www.dutaislam.com/2016/12/hari-ibu-dimulai-dari-pertemuan-pejuang-wanita-tahun-1928-di-jogja.html

:: Muhasabah Muroqobah & Mujahadah, Selamat Tahun Baru 1439 H ::

Rabu, 20 September 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly

A. Muhasabah

Waktu berjalan dengan cepat seakan tidak terasa. Hari berganti hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. Tak terasa pula, kita sudah berada di ujung tahun 1438 H. Ya, 14 abad yang lalu Rasulullah SAW melakukan Hijrah dari kota Mekkah yang sangat dicintainya dan penuh kenangan menuju kota Madinah.

Peristiwa hijrah ini seyogyanya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan didalamnya.

Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah Al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.

Baca lebih lanjut

Do’a Akhir dan Awal Tahun Hijriyah

Rabu, 20 September 2017_Eko Budi Santoso Elkendaly

Salah satu bulan haram yang kita kenal yaitu Bulan Muharram yang banyak mengandung berbagai macam hikmah di dalam tahun baru Islam ini. Para shalihin mengajarkan kita untuk berdoa ketika menjelang pergantian tahun. Menurut kalender, Tahun Baru Hijriah tahun ini akan jatuh pada Kamis, 21 September 2017.

Dibawah ini adalah doa akhir tahun dan awal tahun yang lafadznya cukup terkenal karena banyak terdapat di buku-buku doa. Barang siapa membaca doa ini dalam waktu tersebut, maka Syaitan berkata: “Kesusahanlah bagiku dan sia-sialah pekerjaanku menggoda anak Adam (manusia) pada tahun ini”. Maka dibinasakanlah dengan satu saat saja, sebab membaca doa ini. Dan dosa-dosanya diampuni oleh Allah Ta’ala dalam setahun ini.

Baca lebih lanjut

Kegiatan Jelajah Alam SMK NU 07 Wahas Ringinarum di Jati Gowok

@Elkendaly_Rabu, 23 Agustus 2017

Pagi itu, tepatnya hari sabtu tanggal 5 Agustus 2017 SMK NU 07 Wahid Hasyim Ringinarum ada kegiatan yang tidak seprti biasanya. Para siswa dan dewan pendidik berkumpul dalam kegiatan “Jelajah Alam” guna menguatkan ikatan emosional kekeluargaan di SMK NU 07 Wahas Ringinarum.

Kegiatan ini dilakukan di dusun Jati Gowok, Kedung Asri Kecamatan Ringinarum. Panorama dan pemandangan alam yang masih alami mendukung penuh adanya kegiatan ini. Diawali dengan briefing dan apel pemberangkatan dari kampus SMK Wahas, para peserta dibekali dengan arahan agar nantinya kegiatan ini berjalan dengan lancar sampai selesai.

Dokumentasi Apel Pemberangkatan Jelajah Alam di Jati Gowok

Baca lebih lanjut

6 Syarat Menuntut Ilmu : “Persiapan Menghadapi Tahun Ajaran Baru”

@Elkendaly_Jum’at, 14 juli 2017 
Ala la, kata tersebut adalah judul dari  dua bait syair di bawah ini. Kitab “Ta’lim al-Muta’allim” yang ditulis oleh Imam Al-Zarnuji, menisbatkan dua bait syair itu kepada ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu‘anhu. Sementara dalam kitab Diwan Imam Syafi’i Rahimahullah, dalam bab  qafiyah nuun (syair yang berakhiran huruf nuun) dua bait syair ini pun ada. Kendati kata pembukanya bukanlah ALA LA. Dua bait  Syair itu berbunyi:

 

اَلاَّ  لاَ  تَناَلُ  اْلعِلْمَ   إِلاَّ  بِسِتَّةٍ      سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ

 

ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ      وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

 

Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan,  kemauan (rakus akan ilmu),  sabar,  biaya (pengorbanan materi/ waktu), petunjuk (bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama.”
6_perkara_dalam_menuntut_ilmu

Baca lebih lanjut