Puasa Tasu’a dan Asyura? Kenapa tidak? Kenali dan Amalkan!

Kamis, 28 September 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly

A. Definisi, Sejarah dan Hukumnya

Bulan Muharram adalah bulan yang disunnahkan memperbanyak puasa, boleh di awalnya, pertengahnnya, atau ahirnya. Puasa sepuluh hari di bulan Muharram terutama pada tanggal 10 Muharram dikenal denga istilah Yaumu Asyura, yang artinya hari pada tanggal kesepuluh bulan Muharram. Kata Asyura berasal dari kata ‘asyarah’ yang dalam bahasa Arab berarti sepuluh. Pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura inilah terdapat sebuah sunnah Rasulullah yang mengajarkan umatnya untuk berpuasa atau dikenal dengan shaum Asyura.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah sempat diprotes oleh umat Islam di Madinah: “Ya Rasulallah, hari itu (’Asyura )diagungkan oleh Yahudi.” Maksudnya, kenapa umat Islam mengerjakan seseatu persis seperti yang dilakukan oleh umat Yahudi? Beliau lalu bersabda: “Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9.”  Setelah itu, tidak hanya disunnahkan puasa pada tanggal 10 tapi juga tanggal 9 Muharram. Sayang, sebelum datang tahun berikutnya Rasulullah telah wafat.

Tasu’a berasal dari bahasa arab tis’a artinya sembilan, sementara ‘asyura berasal dari ‘asyaraartinya sepuluh. Puasa Tasu’a dan ‘Asyura dikerjakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram pada Kalender Hijriyah. Tahun ini (1439 H) puasa Tasu’a dan Asyura dikerjakan pada hari Jum’at dan Sabtu (29 dan 30 September 2017 M). Hukum puasa ini adalah sunnah; dianjurkan untuk dikerjakan namun tidak berdosa bagi yang tidak melakukannya.

puasa_20170928_071900

Lafal niat puasa muharram atau Asyura:

نويت الصوم في يوم عاشوراء سنة لله تعالي

Laten: “Nawaitu As-Shauma fi Yaumi Asyura Sunnatan Lillahi Ta’ala”

Arti: “Saya berniat untuk puasa Asyura, sunnah karena Allah ta’ala,”

Lafal niat puasa tasu’a:

نويت الصوم في يوم تاسوعاء سنة لله تعالي

Latin: “Nawaitu As Shauma fi Yaumi Taasu’a Sunnatan Lillahi Ta’ala”

Arti: “Saya berniat puasa Tasu’a, sunnah karena Allah ta’ala,”

B. Keutamaan

Keutamaan yang didambakan dari puasa ‘Asyura adalah dapat menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Imam Abu Daud meriwayatkan dari Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu. (HR Abu Daud)
Sumber :

http://style.tribunnews.com/2017/09/28/jadwal-puasa-sunah-muharram-1439-h-2017-niat-dan-keutamaan-selengkapnya

http://www.nu.or.id/post/read/15440/fadhilah-puasa-asyura

http://www.nu.or.id/post/read/8138/puasa-tasuamp8217a-dan-amp8216asyura

Kemuliaan dan Amalan Bulan Muharram

Rabu, 27 September 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly

Tahun baru hijriyah atau tahun baru Islam telah dimulai lagi. Tahun baru Islam ditandai dengan masuknya bulan Muharram. Pergantian tahun baru hijriyah didasarkan pada peredaran bulan karena itu tahun hijriyah sering juga disebut tahun qamariyah.

Orang Jawa menyebut bulan Muharram dengan “Sasi Suro” dan terdapat peristiwa agung di dalamnya yang disebut “Bodo Suro”. Bagi masyarakat Muslim, Muharram memang menjadi momentum mulia karena menjadi bulan pembuka tahun baru. Wajar jika dalam kondisi ini disebut sebagai “Hari Raya Umat Islam” karena banyak kenangan yang terdapat dalam bulan Muharram.

A. Keutamaan Bulan Muharram Baca lebih lanjut

:: Muhasabah Muroqobah & Mujahadah, Selamat Tahun Baru 1439 H ::

Rabu, 20 September 2017_@Eko Budi Santoso Elkendaly

A. Muhasabah

Waktu berjalan dengan cepat seakan tidak terasa. Hari berganti hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. Tak terasa pula, kita sudah berada di ujung tahun 1438 H. Ya, 14 abad yang lalu Rasulullah SAW melakukan Hijrah dari kota Mekkah yang sangat dicintainya dan penuh kenangan menuju kota Madinah.

Peristiwa hijrah ini seyogyanya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan didalamnya.

Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah Al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.

Baca lebih lanjut

Do’a Akhir dan Awal Tahun Hijriyah

Rabu, 20 September 2017_Eko Budi Santoso Elkendaly

Salah satu bulan haram yang kita kenal yaitu Bulan Muharram yang banyak mengandung berbagai macam hikmah di dalam tahun baru Islam ini. Para shalihin mengajarkan kita untuk berdoa ketika menjelang pergantian tahun. Menurut kalender, Tahun Baru Hijriah tahun ini akan jatuh pada Kamis, 21 September 2017.

Dibawah ini adalah doa akhir tahun dan awal tahun yang lafadznya cukup terkenal karena banyak terdapat di buku-buku doa. Barang siapa membaca doa ini dalam waktu tersebut, maka Syaitan berkata: “Kesusahanlah bagiku dan sia-sialah pekerjaanku menggoda anak Adam (manusia) pada tahun ini”. Maka dibinasakanlah dengan satu saat saja, sebab membaca doa ini. Dan dosa-dosanya diampuni oleh Allah Ta’ala dalam setahun ini.

Baca lebih lanjut